PENERIMAAN PENONTON TERHADAP KRETEK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DALAM IKLAN DJI SAM SOE VERSI MAHAKARYA INDONESIA PADA TAHUN 2015 DAN 2016 (STUDI RESEPSI PADA KELOMPOK MAHASISWA)

Kontroversi tentang keberadaan berbagai jenis produk rokok semakin gencar diperdebatkan. Gerakan-gerakan baik dari sudut pro maupun konttra terhadap produk ini semakin marak terjadi. Di tengah keriuhan perbedaan pendapat mengenai keberadaan rokok, terdapat satu wacana baru yang muncul yakni wacana kretek sebagai warisan budaya yang saat ini juga masih menjadi perdebatan. Akan tetapi pihak produsen kretek justru berani untuk mengeluarkan iklan dengan tema kebudayaan. Sebuah cara untuk menekankan bahwa kretek merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Hal ini tentu memantik opini baru mengenai posisi kretek di mata masyarakat
Iklan rokok umumnya menampilkan adegan yang berhubungan dengan petualangan, kebersamaan, kritik sosial, keindahan alam, maupun budaya. Iklan rokok kretek Dji Sam Soe versi "Mahakarya Indonesia" pada tahun 2015 dan 2016 hadir sebagai salah satu iklan kreatif yang mengusung tema budaya, yakni dengan mengusung wacana baru bahwa kretek merupakan salah satu warisan budaya. Menggunakan metode analisis resepsi penonton, penonton dipandang sbegai khalayak aktif dalam meresepsikan isi pesan media dengan perspektif latar belakang penonton berupa latar belakang keluarga, pendidikan, maupun latar belakang gaya hidup. Penelitian ini akan melihat pesan yang ada dalam iklan televisi tersebut dari sudut penonton. Dengan mengacu pada teori analisis Stuart Hall (2010), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pesan yang diterimakhalayak sesuai dengan yang dimaksudkan pemuat iklan, atau khalayak memiliki alternatif pemaknaan tersendiri.