KEBIJAKAN POLITIK PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM PADA TAHUN 1900-1942

Kebijakan politik yang dilancarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada kebijakan politik pendidikannya ialah dengan direalisasikannya pendidikan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda dan lebih ditekankan untuk kepentingan penjajahan daripada rakyat jajahannya sendiri. Penelitian ini bertajuk "Kebijakan politik pendidikan pemerintah Hindia Belanda terhadap pendidikan Islam pada rentang masa 1900-1942" dengan berbagai permasalahan yang ingin dikuak olch peneliti, diantaranya adalah kebijakan apa saja yang diterapkan, faktor apa saja yang melatarbelakangi dan apa saja pengaruhnya terhadap pendidikan Islam dari bcrbagai kebijakan yang diterapkan oleh Belanda. Dan dalam hal ini, tujuan yang ingin sekali dicapai adalah pengaruh dari penerapan kebijakan politik pendidikan pemerintah Hindia Belanda terhadap perkembangan dan pertumbuhan pendidikan lslam pada masa itu. Metode yang digunakan merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan 15endekatan historis. Pendekatan ini digunakan untuk membangun kembali data-data masa lalu mengenai kebijakan pendidikan yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu, sebagai studi historis, penelitian ini menerapkan metode dokumenter, yakni menelaah arsip surat dan dokumen resmi, seperti Undang-undang. Surat Keputusan, dan peraturan-peraturan serta peninggalan lain yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan Hindia Belanda. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Kebijakan politik pendidikan kolonial Belanda, mulai dari pendidikan tingkat bawah sampai yang tertinggi tidaklah dimaksudkan untuk mencerdaskan orang-orang Indonesia, melainkan tak lebih daripada sekedar memberi kesempatan kepada keluarga golongan tertentu yang dipercaya untuk ikut serta mempertahankan kelangsurigan kolonialnya. Dan selain itu ada beberapa faktor utama yang melatarbelakangi kebijakan-kebijakan politik pendidikan pemerintah Hindia Belanda yaitu: Faktor politik, Faktor ekonomi, Faktor Kristenisasi, Faktor rasialisme.