PENGARUH INNER CHILD DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH AL-MUJAHIDIN GUNUNGKIDUL

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang berkaitan dengan mental dan kecerdasan emosi remaja di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Gunungkidul seperti munculnya rasa insecure, mudah tersinggung, kurangnya kontrol emosi dari siswa dan faktor penyebabnya kebanyakan dari mereka karena trauma masa kecil yang belum terselesaikan serta pola asuh orang tua. Tujuan penelitian ini yakni untuk (1) Mengidentifikasi pengaruh inner child terhadap kecerdasan emosi remaja (2) Mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosi remaja (3) Menemukan variabel yang dominan mempengaruhi kecerdasan emosi remaja (4) Mengidentifikasi pengaruh inner child dan pola asuh orang tua secara bersama-sama terhadap kecerdasan emosi remaja di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Gunungkidul. Dengan desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian kolerasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX yang berjumlah 170 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yakni 120 responden berdasarkan teori Slovin. Instrumen mengumpulan data berupa angket. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear berganda yang sebelumnya menggunakan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh inner child terhadap kecerdasan emosi sebesar 34,2% (2) Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosi sebesar 17,4%. (3 ) Variabel yang paling dominan antara inner child dan Pola Asuh Orang Tua dalam mempengaruhi kecerdasan emosi remaja adalah inner child dengan besaran pengaruh 77,22%. (4) Inner child dan pola asuh orang tua berpengaruh secara bersama-sama terhadap kecerdasan emosi remaja sebesar 35,6% (sedang) .Implikasi penelitian dalam perkembangan kecerdasan emosi remaja orang tua harus menyembuhkan inner child anak terlebih dahulu dengan membuka komunikasi yang baik, membantu anak untuk memaafkan permasalah-permasalahan di masa kecil mereka sedangkan untuk guru dapat memberikan dukungan emosional kepada siswanya.