STRATEGI MANAJEMEN KRISIS PUBLIC RELATIONS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DALAM MENANGANI KASUS PEMBERITAAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL

ABSTRAKUniversitas Muhammadiyah YogyakartaFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikJurusan Ilmu KomunikasiKonsentrasi Public RelationsTri WahyuniStrategi Manajemen krisis public relations dalam menangani kasus pemberitaan tentang pelecehan seksual yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2022Tahun Skripsi: 2024 + 118 hal + 2 tabel + 19 gambarDaftar Pustaka: 13 buku (tahun 2000-2023) + 8 internet + 25 jurnalInsiden kasus pelecehan seksual yang menimpa UMY pada tanggal 31 Desember 2021 merupakan insiden yang menyebabkan kerugian bagi UMY. Kerugian menyebakan munculnya respon negatif dari publik terhadap Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melakukan program manajemen krisis sebagai upaya dalam mengembalikan reputasi dan citra positif dari universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan bentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada LPKA UMY, PKBH FH UMY, BHP UMY, dan Orang tua wali UMY, serta studi dokumen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas Manajemen krisis Public Relations UMY pada proses penanganan kasus pemberitaan tentang pelecehan seksual yang terjadi di UMY Tahun 2021, yang mengacu pada manajemen krisis mulai dari identifikasi, analisis, isolasi, strategi da pelaksanaan manajemen krisis. Peneliti juga menganalisis peran dan fungsi public relations dalam pelaksanaan manajemen krisis yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian, krisis terjadi akibat krisis manajemen. Humas melaksanakan peran dan fungsinya dengan menyiapkan tim krisis, melaksanaan riset dan melakukan investigasi, melaksanakan program manajemen krisis dan melakukan strategi komunikasi krisis dengan proses press release, press conference dengan memanfaatkan media digital dalam social media handling dan media monitoring. Namun terdapat kelemahan dalam penyelesaian krisis, seperti kurangnya langkah evaluasi program yang mendalam.