DIMENSI PENYELESAIAN KONFLIK PEMBANGUNAN JALAN TOL OLEH WALINAGARI DI NAGARI KOTO BARU SIMALANGGANG KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Dimensi penyelesaian konflik pembangunan jalan tol oleh Walinagari di Nagari Koto Baru Simalanggang Kabupaten Lima Puluh Kota menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan. Dalam rangka penyelesaian konflik pembangunan jalan tol ini, sebuah Dimensi penyelesaian konflik pembangunan jalan tol oleh Walinagari tersebut dapat dilihat melalui Dimensi Tujuan, Dimensi Struktur, Dimensi Hubungan, Dimensi System Imbalan, Dimensi Mekanisme Penunjang, dan Dimensi Kepemimpinan. Dimensi penyelesaian konflik pembangunan jalan tol oleh Walinagari di Nagari Koto Baru Simalanggang ini menjadi sebuah solusi dari penyelesaian konflik tersebut sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data melalui kegiatan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ilmiah sesuai dengan fokus penelitian.Temuan dari penelitian ini yang terfokus pada Dimensi penyelesaian konflik pembangunan jalan tol oleh Walinagari di Nagari Koto Baru Simalanggang Kabupaten Lima Puluh Kota ini menggunakan 6 dimensi penelitian yang dapat disimpulkan bahwa dari 6 dimensi tersebut terdapat 5 dimensi yang telah berperan dengan baik, dan 1 dimensi yang belum berperan secara maksimal, dimensi yang telah berperan dengan baik tersebut adalah Dimensi Tujuan (Purpose), Dimensi Struktur (Structure), Dimensi System Imbalan (Payment System), Dimensi Mekanisme Penunjang (Helpful Mechanism), dan Dimensi Kepemimpinan (Leadership), sedangkan dimensi yang belum berperan secara maksimal adalah Dimensi Hubungan (Relationship). Dimensi yang belum berperan secara maksimal ini membutuhkan sebuah solusi yaitu keikutsertaan Pemerintah Daerah di dalam Dimensi hubungan tersebut dengan memberikan sebuah kejelasan dan kepastian kepada Pemerintah Nagari dan masyarakat terdampak konflik terhadap penyelesaian konflik pembangunan jalan tol di Nagari Koto Baru Simalanggang.