INTERFERENSI BUDAYA TERHADAP TARTIL AL-QUR’AN PADA MASYARAKAT SUNDA (STUDI KASUS PADA KELOMPOK BELAJAR AL-QUR’AN TILAWATI LEARNING CENTRE KOTA BANDUNG)

Dalam kehidupan sehari-hari, budaya memiliki pengaruh besar terhadap dialek atau cara pengucapan lisan setiap orang. Pengaruh tersebut dapat menginterferensi pengucapan terhadap pengucapan lainnya yang bukan berasal dari daerah tersebut. Kita ketahui bersama bahwa bahasa Arab adalah bahasa asing yang beberapa hurufnya (hijaiyah) tidak ada pada pelafalan masyarakat Sunda. Hal ini menyebabkan cara masyarakatkan sunda dalam membaca Al-Qur’an menggunakan dialek Sunda. Dengan ini dapat dipahami bahwa cara pelafalan Al-Qur’an masyarakat Sunda tidak sesuai dengan pelafalan semestinya, karena sudah terinterferensi oleh budaya Sunda tersebut. Hadir di tengah-tengah masyarakat Sunda sebuah lembaga yang fokus terhadap pembenahan pelafalan masyarakat Sunda yang telah terinterferensi oleh budaya. Lembaga tersebut adalah Tilawati Learning Centre. Yang berada di Kota Bandung.