GAMBARAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA PADA TRADISI LAMARAN SUKU JAWA DAN SUKU TIONGHOA DALAM FILM BU TEJO SOWAN JAKARTA (ANALISIS WACANA KRITIS TEUN VAN DJIK)

Penelitian ini bertujuan untuk merepresentasikan Komunikasi Antarbudaya Pada tradisi lamaran suku Jawa dan suku Tionghoa dalam Film Bu Tejo Sowan Jakarta, dan bagaimana tradisi diwujudkan dalam dialog dan interaksi antar karakter. Studi ini didukung oleh keanekaragaman adat dan budaya yang ada di Indonesia, sebagaimana perbedaan latar belakang budaya sering kali menimbulkan konflik dua suku. Secara teoritis penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Teun Van Djik dengan metode kualitatif deskriptif, yang bertujuan menganalisa secara kritis bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya yang terjadi pada tradisi lamaran Suku Jawa dan Tionghoa yaitu seperti komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, komunikasi interpersonal, dan hambatan komunikasi antarbudaya. penulis mengklasifikan masing-masing bentuk komunikasi antarbudaya tersebut, masing-masing bentuk komunikasi memiliki maknanya tersendiri. Dalam proses komunikasi yang terjadi pada film Bu Tejo Sowan Jakarta menggunakan interaksi harian untuk mempermudah interaksi antarbudaya. Dan memiliki hambatan dalam komunikasi yaitu masih ada sikap yang tertutup antara budaya yang satu dengan budaya lain. Namun, proses keberhasilan komunikasi antarbudaya dilihat pada film Bu Tejo Sowan Jakarta, ketika kedua keluarga saling menurunkan ego, dan mendiskusikan bagaimana prosesi lamaran Teddy dan Vanessa berlangsung. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang komunikasi antarbudaya dalam konteks keluarga dan masyarakat multikultural.