QURROTA A'YUNIN (2024) A PROPOSED FORMATION FOR A SINGLE CURRENCY AREA IN ASEAN-5 COUNTRIES BASED ON COMMODITY CURRENCIES. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Halaman Judul.pdf
Download (818kB)
Lembar Pengesahan.pdf
Restricted to Registered users only
Download (401kB)
Abstrak.pdf
Restricted to Registered users only
Download (199kB)
Bab I.pdf
Download (535kB)
Bab II.pdf
Restricted to Registered users only
Download (683kB)
Bab III.pdf
Restricted to Registered users only
Download (645kB)
Bab IV.pdf
Restricted to Registered users only
Download (446kB)
Bab V.pdf
Restricted to Registered users only
Download (411kB)
Bab VI.pdf
Restricted to Registered users only
Download (323kB)
Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Registered users only
Download (447kB)
Lampiran.pdf
Restricted to Registered users only
Download (590kB)
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (363kB)
Full Text.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
Perubahan kontemporer dalam paradigma keuangan global, yang ditandai dengan menurunnya ketergantungan pada dolar AS dan dorongan oleh negara-negara Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan (BRICS) menuju sistem keuangan multipolar. Inisiatif ini juga mempengaruhi ASEAN-5 sebagai negara dengan kinerja ekonomi yang baik di kawasan untuk membangun ketahanan dan stabilitas mata uang di kawasan dengan membentuk sistem mata uang tunggal. Namun, mata uang fiat rentan terhadap inflasi dan fluktuasi yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Mengingat volatilitas yang melekat dan keterbatasan yang dirasakan dari mata uang fiat, studi ini mengusulkan kerangka mata uang berbasis komoditas sebagai faktor stabilisasi yang dapat meningkatkan integrasi dan ketahanan ekonomi di antara ekonomi yang beragam ini. Tesis ini menyelidiki kelayakan mata uang tunggal untuk ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina) berdasarkan jangkar komoditas (Emas, Perak, dan Minyak). Memanfaatkan data dari Januari 2010 hingga Desember 2023, penelitian ini menganalisis kekuatan mata uang masing-masing negara ASEAN-5 terhadap mata uang utama seperti Dolar AS, Pound sterling Inggris, Yen Jepang, dan yuan Tiongkok di samping indikator makroekonomi termasuk Produk Domestik Bruto, inflasi, suku bunga semalam, dan total cadangan dikurangi emas. Menggunakan Sistem Peringatan Dini (EWS) untuk menilai kinerja mata uang dan negara dan model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) untuk perkiraan kinerja di masa depan. Studi ini mengidentifikasi minyak mentah brent (XCB) sebagai jangkar yang paling stabil dan cocok. Temuan ini lebih lanjut menunjukkan bahwa Singapura dan Indonesia memiliki formasi sesi pertama dari serikat moneter ini dan Thailand, Filipina, dan Malaysia memiliki Bagian kedua. Pemilihan negara -negara untuk fase awal serikat moneter ini terutama didasarkan pada ketahanan ekonomi mereka yang kuat terhadap tolok ukur yang ditetapkan, yang memposisikan mereka sebagai kandidat yang layak untuk memimpin pembentukan mata uang tunggal ASEAN-5 yang diusulkan ini. Studi ini menunjukkan bahwa pengaturan semacam itu dapat meningkatkan stabilitas dan integrasi ekonomi regional, namun memerlukan koordinasi kebijakan yang kuat dan kohesi politik di antara negara-negara anggota untuk secara efektif mengatasi tantangan ekonomi dan politik yang signifikan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ASEAN-5, commodity currency, Optimum Currency Area, Early Warning System, ARIMA |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Ekonomi S1 |
Depositing User: | Yuliana Ramawati |
Date Deposited: | 11 Nov 2024 02:21 |
Last Modified: | 11 Nov 2024 02:21 |
URI: | https://etd.umy.ac.id/id/eprint/48557 |