PENGARUH LEVEL CAMPURAN BIODIESEL NYAMPLUNG – SOLAR (B5-B40) TERHADAP DENSITAS, VIKOSITAS DAN SUDUT INJEKSI BAHAN BAKAR

Ketersediaan energi merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena energi memiliki peran penting dalam proses menjaga mesin perekonomian suatu negara. Sumber energi fosil memiliki kekurangan karena tidak dapat diperbaharui (unrenewable), sehingga akan habis suatu saat nanti. Oleh karena itu diperlukan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui seperti biodiesel. Minyak non-pangan untuk digunakan sebagai sumber biodiesel agar tidak mengganggu ketahanan pangan seperti minyak biji nyamplung (Callophylum inophyllum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencampuran minyak nyamplung dan minyak jelantah terhadap densitas, viskositas, dan sudut injeksi. Metode menggunakan proses degumming, esterifikasi, dan transesterifikasi. Setelah mendapatkan minyak nyamplung murni, selanjutnya melakukan pengujian campuran biodiesel B5-B40 terhadap densitas, viskositas, dan sudut injeksi bahan bakar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas meningkat secara bertahap dari level B5 sebesar 811,13 kg/m3 hingga level B40 sebesar 867,93 kg/m3. Nilai densitas dari penelitian ini telah memenuhi nilai Standart Nasional Indonesia (SNI) pada level B30-B40. Nilai viskositas pada campuran biodiesel nyamplung naik karena semakin banyak proporsi campuran biodiesel nyamplung. Nilai viskositas pada penelitian ini telah memenuhi SNI pada level B10-B40. Sudut injeksi sangat terpengaruhi oleh nilai densitas dan viskositas. Semakin besar nilai densitas dan viskositas akan semakin kecil sudut injeksi bahan bakar yang dihasilkan, begitupun sebaliknya.