Hubungan Pemakaian KB Suntik Setiap Tiga Bulan Terhadap Hipertensi

Kontrasepsi suntik merupakan salah satu pilihan metode kontrasepsi yang banyak digunakan oleh wanita hampir diseluruh dunia dan Indonesia memerlukan metode ini dalam upaya mengendalian angka kelahiran dimana Indonesia pada tahun 2010 tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia Tenggara yaitu sebesar 237.556.363 jiwa.1
Hipertensi merupakan salah satu efek samping jangka panjang yang dapat ditimbulkan pada penggunaan kontrasepsi suntik (DMPA) dimana terjadi peningkatan tekanan darah prehipertensi jika sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg, hipertensi stage 1 sistolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg dan hipertensi stage 2 sistolik ?160 atau diastolik ?100 mmHg.2
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional terhadap 44 akseptor KB suntik setiap tiga bulan di Klinik Bina Sehat Kasihan Bantul Yogyakarta. Dilakukan pencatatan usia, lama penggunaan KB suntik setiap tiga bulan (DMPA) dan tekanan darah akseptor. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan penggunaan KB suntik setiap tiga bulan terhadap hipertensi.
Hasil pemeriksaan pada 44 akseptor didapatkan akseptor dengan lama penggunaan kurang dari satu tahun sejumlah 18 akseptor dan 26 akseptor dengan lama penggunaan lebih dari satu tahun. Akseptor dengan lama penggunaan kurang dari satu tahun sebanyak 2 akseptor mengalami peningkatan tekanan darah dan pada akseptor dengan lama penggunaan lebih dari satu tahun terdapat 13 akseptor mengalami peningkatan tekanan darah (50%). Dilakukan uji Spearman dan didapatkan nilai p = 0,002. Terdapat hubungan lama penggunaan KB suntik setiap tiga bulan terhadap hipertensi.