REGULASI EMOSI WANITA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (STUDI KASUS WANITA DENGAN USIA PERNIKAHAN DIBAWAH LIMA TAHUN DI KOTA YOGYAKARTA DAN KABUPATEN SLEMAN)

Pernikahan merupakan peristiwa yang sakral dan menjadi pusat perhatian kalangan muda terutama di Indonesia dan Islam telah menjelaskan mengenai konsep membangun keluarga. Pelanggaran hak istri dalam rumah tangga yaitu melakukan kekerasan dilarang karena bertentangan dengan hukum Islam. Lima tahun usia pernikahan adalah masa kritis, hal ini dikarenakan karena seseorang baru mulai beradaptasi dengan pasangannya. Perlunya regulasi emosi sebagai proses menjaga dan mempertahankan emosi individu di tingkat intensitas yang
tepat, baik secara intrinsik maupun ekstrinsik agar emosi yang dirasakan dapat terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses regulasi emosi dan faktor yang mempengaruhi regulasi emosi wanita korban Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT) dengan usia pernikahan dibawah lima tahun. Penelitian ini juga melihat ada tidaknya internalisasi aspek spiritualitas dalam proses regulasi
emosi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan subjek
melakukan proses regulasi emosi yaitu perubahan/modifikasi situasi, penyebaran perhatian, perubahan kognitif dan perubahan respon. Faktor regulasi emosi meliputi faktor budaya, religiusitas, kemampuan individu/tipe kepribadian, adanya internalisasi aspek spiritualitas, usia, jenis kelamin dan psikologis. Aspek spiritualitas yang dilakukan oleh wanita korban KDRT dengan usia pernikahan dibawah lima tahun dengan ikhtiar, tawakkal dan memperbanyak ibadah kepada Allah.
Kata kunci : Regulasi Emosi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Usia Pernikahan Dibawah Lima Tahun