HUBUNGAN KUALITAS TIDUR TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN TERAKHIR DI SMAN 1 MUNTILAN

Kesehatan jiwa termasuk masalah kesehatan yang signifikan di dunia. Terdapat lebih dari 9 juta orang menderita depresi pada 2015 di Indonesia. Depresi merupakan penyumbang utama kematian bunuh diri yang jumlahnya mendekati 800.000 kasus per tahun. Remaja yang memiliki jam masuk sekolah dimulai sebelum pukul setengah sembilan pagi sangat berisiko untuk terganggu kesehatan mentalnya diakibatkan dari kualitas tidur mereka yang terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur terhadap depresi pada siswa tahun terakhir di SMAN 1 Muntilan. Desain penelitian ini menggunakan studi potong lintang. Sampel yang digunakan sebanyak 77 orang dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Lokasi adalah SMAN 1 Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Kualitas tidur diukur dengan PSQI yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sedangkan tingkat depresi diukur menggunakan BDI yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Didapatkan responden laki-laki sebanyak 14 orang (18,7%) dan responden perempuan sebanyak 61 orang (81,3%). Berdasarkan studi pendidikan, responden dari studi pendidikan IPA sebanyak 51 orang (68%) dan IPS berjumlah 34 orang (32%). Terdapat 49 orang (65,3%) dengan kualitas tidur buruk dan sebanyak 26 orang (36,7%) memiliki kualitas tidur yang baik. Didapatkan responden dengan suasana hati normal sebanyak 41 orang (54,7%), gangguan suasana hati ringan sebanyak 19 orang (25,3%), ambang depresi klinis sebanyak 9 orang (12%), depresi sedang sebanyak 5 orang (6,7%), dan depresi ekstrim, yaitu sebanyak 1 orang (1,3%). Dari hasil uji regresi didapatkan nilai signifikansi p = 0,021 (p<0,05) dan R square = 0,070. Terdapat hubungan kualitas tidur terhadap tingkat depresi pada siswa sekolah menengah atas tahun terakhir di SMAN 1 Muntilan.