ANALISIS PERBANDINGAN PROGRAM KOTA LAYAK ANAK (KLA) DI KOTA YOGYAKARTA DAN KOTA MAGELANG TAHUN 2018

Program kota layak anak merupakan salah satu bentuk program pemenuhan hak anak guna mewujudkan Indonesia yang Layak Anak. Selain pemenuhan hak anak, program tersebut juga bertujuan untuk meminimalkan kasus-kasus pelanggaran hak anak yang semakin marak terjadi baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Kondisi sosial pada suatu daerah dapat menjadi salah satu faktor munculnya kasus-kasus pelanggaran pemenuhan hak anak terutama di daerah perkotaan. Hal tersebut dikarenakan kondisi geografis perkotaan lebih sempit dan jumlah penduduknya lebih padat sehingga lebih mudah terjadi permasalahan sosial.
Pada penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasi penerapan program kota layak anak di Kota Yogyakarta dan Kota Magelang sebagai objek penelitian dengan tujuan untuk membandingkan pelaksanaan program kota layak anak pada klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur pemerintah dalam pemenuhan hak anak dan mewujudkan program kota layak anak yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian mix methods yaitu penelitian dengan menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan berupa wawancara langsung, kuesioner, observasi, studi literatur dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan tiga indikator dari satu klaster pendidikan, pemanfataan waktu luang dan kegiatan budaya yang terdiri dari persentase program wajib belajar 12 tahun, sekolah ramah anak dan pusat kreatif anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kota layak anak terutama pada klaster pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya telah diterapkan di Kota Yogyakarta dan Kota Magelang. Akan tetapi pada penerapannya masih ditemukan beberapa kendala. Di Kota Yogyakarta ditemukan kendala pada indikator sekolah ramah anak dalam menyediakan sarana dan prasarana ramah anak, indikator pusat kreatif anak dalam ketersediaan fasilitas serta partisipasi anak yang masih kurang. Sedangkan di Kota Magelang dari indikator persentase program wajib belajar 12 tahun masih ditemukan kendala dalam angka partisipasi murni serta akses pemerataan pendidikan, indikator sekolah ramah anak dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, menyediakan sarana prasarana dan ketersediaan sumber daya manusia masih minim serta dari indikator pusat kreatif anak masih menemukan kendala pada ketersediaan fasilitas serta partisipasi anak.