PERAN INTERNAL PR DALAM MENGHADAPI MASALAH PERBURUHAN (STUDI KASUS: "DEMONTRASI PERMINTAAN KENAIKAN TUNJANGAN GAJI TIDAK TETAP PADA TAHUN 1999 DI PT. MASPION GROUP, SURABAYA)

Konscp dasar yang selama ini Idta pelajari dati delinisi Public Relations adalah bagainutna ia mampu menjadi mata dan telinga bagi pemsahaan tempat ia tinggal. Publlc Relations adalah sebuah lanbaga untuk menegakkan image perusahaan secara keseluruhan. Public Relations harus mampu menyelemikan betbagai persoalan diselcitat perusahaan, baik itu ditingkatan intemal mauren ekstemal verusalutan agar sanua nihak darat hiMm Frrelsimpinean elsn harmonis. Tcmtama yang poling penting adalah bamimana PR mampu mcnjaga hubungan antara pengu.saha atau pemilik perusahaan dcngan buruhipekerjanya agar tetap sclaras dan tidak tedadi kontlik, telah banyak contoh disekitar kita bagaimana pasclisihan antam buruh dan majikan kcrap tedadi dinegara kita. Hal ini pula yang akhirnya hams menjadi perhatian scrius bagi scorang PR uniuk bisa mcjadi mediator dan komunikator agar sernua pihak bisa rnengetahui dan metnahami bak dan kewajiban masin•nasing, sehingga dan tujuan perusahsan dapat tercapai. Permasalahan dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Peran Intemal PR dalarn Mcnghadapi Masalah Perburuhan" studi kasus demonstrasi buruh mcminta kenailcaus tunjangan taji tidak tetap pada tahun 1999. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mci • Agustus 2004 di PT. Maspion Group, Sumbaya. Dalam skripsi ini meiede penelitian yang digunakan adahsh deskriptif kualitatif dertgan pcndekatan studi kasus. dimana dalarn metode ini memaparkan satu kasus dan membcdahnya, sebagai suatu cara untuk mempelajati, mengidentift kasi dan menganalisa satu masalah sampai pada bagaimana cara menanganinm. Dad hasil renclitian, peran intcmal PR yang dijaJankan olch PT. Maspion Group, Surabaya dalam inalgalaSi permasalahan yang ada bclum cukup cfektif, hal ini terlihat dad berlatut-larutnya penyelesaian kasus yang ada. berbagai negosiasi telah dilakukan namun kebutuan komunikasi tetap tetjadi karcna masing-masing pihak yailu pihak manajemen dan buruhtpekerja tetap pada pensbrian masing-masing. aldbatnya permasalahan menjadi besar dan sulit diatasi, sehingga citra yang disandang perusahaan sempat merosot beberapa saat sewaktu terjadinya unjuk rasa. Namun dcmikian akhimya permasalaban dapat disclesdkan dcngan mengajak pihak Depnaker sustuk manfasilitast perundingan yang ada, dan akhimya pihak penmthaan mau nxmenuhi tuntutan pekerjanya. PR sebagai jembatan atau mediator perusahaan, scharusnya tidak hanya rnenyampaikan pasan dari manajemen kerada buruh,pekeda tetara juga sebaliknya, mcnyampaikan aspirasi, keluh kesah dan kegclisahan buruhipekerja kepada pihak manajemen, sehingga fungsi dan tugas scorang PR akan semakin jelas dan independent. Karena fungsi PR yang smungauhnya bukan membangun aset perusahaan, tetara bagaimana menjual kredibilitas perusahaan