PENGARUH LAMA KERJA DAN DURASI SHIFT KERJA TERHADAP KEJADIAN BURNOUT TENAGA KESEHATAN SAAT PANDEMI COVID 19 DI RUMAH SAKIT SRI LANKA

Latar Belakang: Munculnya pandemi COVID-19 di seluruh dunia membuat banyak negara  melakukan respon cepat untuk menekan penularan virus COVID-19 saat awal pandemi, dengan melakukan pembatasan ketat pintu masuk negara sehingga berhasil menekan angka penularan, Sri Lanka menjadi contoh sukses penanganan awal pandemi COVID-19. Namun, hanya bertahan sebentar, kebijakan melonggarkan kembali pembatasan sosial membuat penduduk yang terinfeksi tidak terkendali, jumlah personel terbatas membuat beban kerja dan durasi shift kerja menjadi lebih berat, factor usia, jenis kelamin dan lama masa kerja  berperan  terhadap burnout pada tenaga kesehatan rumah sakit Sri Lanka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama masa kerja dan durasi shift kerja terhadap kejadian Burnout pada tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 di Sri Lanka. Metode: Metode yang digunakan Observational Study berdasarkan dataset yang diambil secara crosscetional tentang tenaga Kesehatan dan angka kejadian burnout selama pandemi COVID-19 di Rumah Sakit Sri Lanka. Menggunakan kuesioner Coppenhagen Burnout Inventory (CBI).Hasil dan Pembahasan: Dari hasil didapatkan pengeruh lama masa kerja terhadap personal burnout adalah 0,00 (0,05) dengan nilai t 1.280 (positif), terhadap work-related burnout 0,015 (0,05) dengan nilai t -0.591 (negatif).Kesimpulan: Hasil yang diperoleh lama masa kerja memiliki pengaruh signifikan  terhadap angka kejadian Personal Burnout, Work related burnout, Client related burnout, sedangkan pada durasi shift kerja berpengaruh secara signifikan pada work related burnout, tidak signifikan pada Personal Burnout dan Client Related Burnout pada tenaga kesehatan di 8 rumah sakit besar di Negara Sri Lanka saat pandemi COVID-19.